Bimbingan Kami

Rabu, 23 November 2011

JENIS-JENIS DAN AKIBAT-AKIBAT KONFLIK

JENIS-JENIS KONFLIK Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam : * Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)) * Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank). * Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa). * Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara) * Konflik antar atau tidak antar agama * Konflik antar politik. AKIBAT-AKIBAT KONFLIK Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut : * meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain. * keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai. * perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll. * kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia. * dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut: * Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik. * Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik. * Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut. * Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL

* Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. * Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. * Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka. * Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

PENGERTIAN KONFLIK MENURUT BEBERAPA AHLI

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

Senin, 31 Oktober 2011

KENALI DIRIMU,KAWAN !

Jati diri adalah sebuah hal yang sulit untuk dijelaskan. Namun bisa kita meminjam istilah lain yang berkenaan dengan jati diri manusia, yang intinya mengenal diri kita sendiri. - apa kelebihan dan kekurangan kita? - seberapa besar energi yang kita miliki? - apa tujuan dan arah hidup kita? - akan berjalan ke arah mana dan memilih jalan yang manakah kita? Perjalanan pencarian Jati diri manusia sesungguhnya berlangsung seumur hidup, cuma prosentase dan jenis pada tiap tahap kehidupannya berbeda-beda. Pencarian kritis menurut saya terjadi pada usia remaja, di mana menentukan sisa usia kita akan di bawa ke mana. Sementara kepribadian terbentuk dengan sendirinya mengikuti jalan dan tujuan hidup yang kita pilih. Jadi jika anda ingin menjadi peribadi yang baik, maka mulailah merencanakan dan menentukan tujuan dan arah hidup anda menuju kebaikan. tips:
1. Merenung dan Instopeksi diri. Cobalah bertanya pada hati, terimalah diri kita apa adanya.
2. Bergaullah, dengan bergaul kita bisa melihat respon dan penilaian orang lain terhadap diri kita, dan tentunya itu adalah masukan yang sangat berharga bagi kita dalam menggambarkan diri layaknya bercermin

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI

Malu dengan penampilan fisik bisa berakibat fatal, orang itu akan menjauhkan diri dari dunia luar. Padahal kita tidak selamanya muda dan cantik/tampan. Kepercayaan diri haruslah ditempatkan sesuai dengan apa yang kita miliki. Kebanyakan orang menyadari dirinya dari sudut kekurangannya saja. Jika sudah demikian, sikap kita akan selalu terpengaruh oleh kekurangan tersebut. Anggapan semacam ini harus ditepis dengan berkaca dan instropeksi diri. Bahwa ada kelebihan diantara kekurangan kita. Dengan cara ini niscaya rasa kurang percaya diri bisa diatasi.

MANFAAT ILMU SOSIAL

Manfaat ilmu sosial, antara lain adalah dalam bidang pembangunan, sosiologi bermanfaat untuk memberikan data-data sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun proses evaluasi pembangunan; Manusia dapat mengetahui cara berinteraksi dengan yang lainnya, baik dalam kolompok kecil maupun kelompok besar; Manusia mengetahui tentang pranata-pranata sosial sehingga memudahkannya untuk hidup dalam suatu kelompok tertentu. Dalam kaitannya dengan pengalaman nilai-nilai agama, maka ilmu sosial membantu memperkuat nilai-nilai agama dalam pranata sosial keagamaan, bagaimana memahami nilai-nilai agama dalam menjalani hidup dan kehidupan sehari-hari warga masyarakat.

Rabu, 26 Oktober 2011

SOCIAL CREATIVE COMMUNITY

Sebuah wadah bagi para socialist di SMAN 1 MALILI yang secara komunal di tuangkan dalam bentuk organisasi .Sebut saja SCC ''SOCIAL CREATIVE COMMUNITY''

Organisasi yang terbilang mandiri ini, adalah organisasi yang melalui kedekatan emosional dapat membangun suatu kebersamaan dan tali persaudaraan.

Dan keterbukaan memberikan keleluasaan mengolah kreativitasnya baik dari segi IQ(bimb.pengayaan),EQ(kemitraan),SQ(pengajian rutin)